Minggu, 06 September 2009

DEPRESI BEFORE DIE

Depresi, satu kata yang ditakuti oleh semua orang, bahkan oleh orang pemberani sekalipun.
Sama seperti kata setan, kuburan, maling, penjahat, teroris, pak guru, istri?, mertua? yang ditakuti orang-orang. Sebentar…, tapi itu kan cuma kata. Mengapa kita takut pada kata? Apakah kata termasuk kata yang ditakuti orang? Apakah kata bukan kata? kata kata kan juga termasuk kata. Jadi mengapa kita harus takut pada kata kata atau kata? Kata kata atau kata? Kata? Aku jadi bingung…

Baiklah, mungkin tidak semua orang takut depresi, tapi kebanyakan orang-orang tidak berani menghadapi depresi. Orang-orang itu sangat takut jika mereka sampai terkena depresi. Sehingga jika depresi menyerang mereka, mereka pun menjadi depresi, alah. Adapun orang-orang yang pemberani, tetap saja mereka terkena depresi walaupun mereka tidak takut terhadap depresi. Paham?

Ada yang tahu arti depresi? Yang tahu boleh angkat tangan sekarang. Ayo…! masak sih gak ada yang angkat tangan? apa anda nggak pernah sekolah? Sudah angkat tangan? kemudian angkat tangan yang satu lagi, terus anda berdiri, angkat satu kaki, trus loncat 10 kali sambil berteriak yang keras “SAYA GILA!” (hi hi hi… ehm!). Mungkin ada berbagai macam jawaban dari anda, tapi jika anda melakukan apa yang saya suruh tadi, anda tahu apa arti sejati dari depresi, selamat. (Sampe segitunya, pasti depresinya udah kronis. Bagi pembaca yang ingin mecobanya, efeknya makin mantap jika dilakukan ditempat umum. Tapi mohon maaf, sejauh ini saya/penulis belum mengetahui apa arti depresi sejati, sekali lagi maaf).

Menurut saya, depresi (bukan depresi sejati loh) artinya tertekan, betul?. Anggap aja betul, maksudnya yang tertekan itu batinnya. Lalu apakah itu batin? batin itu jiwa. Lalu apakah itu jiwa? jiwa itu perasaan. Lalu apa itu perasaan? perasaan itu batin. Lalu apa itu bat… Udah, udah ah, pokoknya itu adalah sesuatu yang ada dalam diri manusia titik. Batin, jiwa, perasaan, nyawa. Nyawa? emang kamu sudah lihat nyawa? Kok bisa tahu ada di dalam diri manusia. (Mungkin udah ya di sinetron-sinetron tentang nyawa-nyawa yang bergentanyangan…ih seyem). Yah sudahlah, yang penting semuanya itu ada dalam diri manusia dan gak kelihatan, (ilmiah sekali…?).

Anyway, tulisan ini sebenarnya bukan membahas tentang definisi depresi itu sendiri. Tapi definisi depresi itu bersama-sama? nah loh? becanda he he he. Biarlah yang berkecimpung dalam masalah sosiologi eh pisik…, pisiklo…, pisio…, alah…, PSIKOLOGI! manusia dan hewan yang membahas tentang definisi depresi, baik itu sendiri ataupun bersama-sama (kok tambah ngaco gini?). Saya juga meminta pertanggungjawaban kepada orang-orang yang berurusan dengan masalah depresi. Mengapa sampai saat ini depresi masih ada? Apa yang telah anda lakukan untuk menciptakan dunia yang lebih baik tanpa depresi? Atau anda sibuk mengurusi anda sendiri yang depresi, sehingga tidak sempat menciptakan dunia yang bebas dari depresi. Atau anda juga takut pada depresi atau pada kata? Atau… ok, ok sebaiknya saya tidak menyalahkan siapapun tentang masalah kita bersama ini. Kita sebagai manusia biasa tidak seperti gatot kaca yang berurat kawat bertulang besi dan berwajah asbes… (maaf mas gatot), harus bekerja sama dalam memecahkan masalah ini.

Saya juga berpesan kepada para pemimpin dunia internasional, marilah kita bersama-sama untuk memecahkan isu-isu global di dunia yang salah satu penyebabnya disebabkan oleh depresi. Perang global melawan terorisme, benturan kebudayaan, penyebaran virus berbahaya, pembunuhan masal rasial, kemiskinan, kelaparan, kelangkaan energi, isu nuklir, (jomblo termasuk isu internasional gak ya?) yang merupakan isu-isu yang disebabkan salah satunya oleh depresi. Masalah ini telah mengancam stabilitas dan keamanan dunia. Poros kebaikan dan poros kejahatan harus melupakan dendamnya dan mulai bekerja sama sekarang juga untuk menanggulangi depresi. Bahaya ini sangat berbahaya tuan-tuan, saya menghimbau kepada negara-negara yang sudah tidak lagi depresi agar membagi ilmunya ataupun menolong negara-negara yang sedang depresi dengan menghapuskan atau menjadwalkan kembali hutang-hutang luar negerinya (apa nyambung ya?).

Matahari yang cerah, tidak dapat lagi dilihat oleh orang-orang depresi. Burung-burung tak lagi terdengar kicauannya. Tiada lagi angin yang berhembus sepoi-sepoi. Mendung menaungi orang-orang. Orang-orang tidak lagi saling mencintai. Mencintai nenek moyangmu!, kok jadi puitis gini sih? Iya, iya, intinya, segala sesuatu yang baik, pasti berakhir buruk akibat depresi.

Para pembaca tulisan ini, saya tahu anda sedang depresi. Oleh karena itu, melalui tulisan ini saya ingin mengajak anda semua bersama-sama memerangi depresi. Bagaimanakah kita perangi depresi? Bagaimanakah kita mengentaskan depresi? Bagaimanakah kita mengangkat orang-orang yang berada di bawah garis kedepresian? Bagaimanakah saya mendapatkan pacar atau istri? ups… beda topik. Caranya mudah, yang pasti kita tidak mengentaskan orang-orang yang sedang depresi, tapi kita mengentaskan depresi dari orang-orang (memang nya depresi kemiskinan?). Kira-kira jika saya formulasikan, hasilnya adalah 3M:

1. Menjadi orang yang tidak depresi. Tapi bagaimana caranya untuk menjadi orang yang tidak depresi? Jangan tanya saya, saya lagi depresi saat ini.

2. Menularkan ketidakdepresian anda ke orang lain, jika sudah tidak lagi depresi. Caranya gampang, sama seperti penularan virus H5N1 antara burung-burung di dunia ke manusia. Coba anda tanyakan ke burung anda. Atau anda ujicoba sendiri bagaimana virus itu menular dari burung ke diri anda.

3. Membaca tulisan ini. Jika anda nggak baca tulisan ini, ya mana tahu tentang 3M.

4. M yang keempat nggak ada soalnya kan cuma 3.

5. M yang kelima juga sama, nggak ada.

6. Maaf mas, begitu pula M yang keenam, nggak ada.

7. Mau nanya M yang ketujuh? Ku jitak kamu!

Lebih lanjut tentang depresi, saya juga menghimbau (lagi-lagi menghimbau, kayak presiden!?) kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab agar tidak mengambil keuntungan dari orang-orang yang sedang depresi. Diharapkan para pencipta lagu atau musik tidak mengambil keuntungan terlalu banyak dari orang-orang depresi dengan menciptakan lagu atau musik yang sedih, sayu, melankolis, dan sebagainya. Ciptakan secukupnya saja, jangan terlalu banyak. Sama kayak minum obat, minum sesuai petunjuk dokter, jika tidak… (ada yang pernah coba?). Hal ini juga berlaku untuk pelem (films or movies, and no smoking tengkyu feri much - bahasa inggris kebablasan?).

Yah… demikianlah tulisan saya ini berakhir. Bagi para pembaca, saya ingin mengucapkan selamat karena penderitaan anda dalam membaca tulisan ini berakhir. Akhirnya hilanglah sudah sakit mata yang komplikasi dengan jerawatan yang anda derita selama membaca tulisan ini (kok aneh?). Dengan tulisan ini saya berwasiat kepada saya sendiri khususnya dan para pembaca semua yang depresi pada umumnya, bahwa kita harus mengingat tentang bahaya depresi. Bagaimana kita menanggulanginya, sehingga kita tidak takut lagi pada depresi. Biarlah depresi datang kepada kita dan kita sambut depresi dengan tangan terbuka dan hati gembira. Dan pada akhirnya, bersahabat dengan depresi. Depresi bukanlah musuh kita, tetapi depresi adalah teman kita. Kita dan depresi adalah satu dan tidak terpisahkan. Hidup depresi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar