Minggu, 27 Desember 2009

Raja singa

Sifilis (raja singa) adalah salah satu jenis IMS (infeksi menular seksual) yang paling banyak menulari kalangan "lelaki suka Lelaki" (LSL). Disebabkan oleh bakteri terponema pallidum. Menular melalui hubungan seks tanpa pelindung dengan pasangan yang tertular. baik hubungan seks anal, oral penis maupun oral anus, persentuhan alat kelamin, persentuhan kulit dengan kulit yang terinfeksi dan kadang kadang melalui ciuman. Gejala-gejala sifilis
Infeksi sifilis seringkali tidak menampakan gejala. Jika ada, gejala-gejalanya pada tahap awal adalah adanya luka pada penis, atau anus, atau mulut (bibir, langit-langit mulut, lidah atau gusi) kadang-kadang pada tangan atau jari. Adanya luka yang disertai rasa sakit, ada pula yang tidak. Luka ini dapat timbul setelah 3-4 minggu terinfeksi, tetapi bisa juga antara 1-3 minggu setelah terinfeksi. Biasanya luka dapat sembuh dengan sendirinya setelah 2-6 minggu, tetapi bakterinya tetap ada dalam tubuh. Saat itu, sesungguhnya bakteri sifilis sedang menggerogoti pembuluh darah. Infeksi sifilis pada tahap awal ini sangat mudah menular ke orang lain, terutama melalui kontak kulit pada daerah disekitar luka atau bekas lukanya.
Pada tahap lanjut, gejala-gejala sifilis adalah munculnya ruam (bercak-bercak kecil berwarna merah) pada kulit badan, terutama pada telapak tangan dan telapak kaki. Ruam-ruam ini sangat menular dan seringkali sulit diamati (tidak tampak gejalanya) atau adanya kerontokan rambut, atau demam atau adanya pembengkakan pada penis atau rasa lelah yang menyeluruh. Gejala ini akan timbul selama beberapa minggu setelah 2-4 bulan.
Pencegahan
  1. Jika tidak bisa saling setia dengan pasangan, jangan berhubungan seks dengan sembarangan orang dan hanya berhubungan seks dengan sedikit orang.
  2. Jangan berhubungan seks dengan pasangan yang menampakkan gejala sifilis.
  3. Jika terpaksa, selalu gunakan kondom dan pelicin untuk seks anal.
  4. selalu gunakan kondom setiap kali melakukan oral penis. penggunaaan kondom untuk oral penis tidak perlu diberikan pelicin tambahan.
  5. Gunakan lembaran karet pelindung ( dental dam), ketika melakukan oral anus. Jika tidak tersedia lembaran karet pelindung (dental dam), gunakan plastik tipis pembungkus makanan atau kondom yang digunting menjadi lembaran.
  6. Ada atau tidak ada gejala, lakukan pemeriksaan IMS sebulan sekali ke klinik IMS dan ditambah pemeriksaan sefilis setiap 3 bulan sekali.
  7. Lakukan segera pemeriksaan ke klinik IMS
  • setelah berhubungan dengan pasangan seks yang baru
  • jika mengalami gejala sifilis seperti adanya luka disekitar penis, anus mulut, atau tangan
  • jika pasangan seks kita menderita atau memiliki gejala sifilis.
Pengobatan
Ingat mencegah lebih baik daripada mengobati. Periksakan segera diri kita ke dokter atau klinik IMS, jika mengalami gejala sefilis. sefilis dapat disembuhkan dengan antibiotik yang tepat dan dosis yang tepat. jangan minum antibiotik tanpa resep dokter. hanya dokter yang tahu jenis dan dosis antibiotik untuk infeksi kita. Beberapa antibiotik yang biasa digunakan sudah tidak efektif lagi. Meminum antibiotik tanpa resep dokter dapat menyebabkan penyakit menjadi kebal terhadap antibiotik. Jangan berhubungan seks sama sekali, sampai kita dinyatakan benar-benar sembuh oleh dokter. Kita dapat menulari atau bahkan tertular lagi dengan sefilis atau IMS lainnya dan HIV dari pasangan seks kita. Beritahukan pasangan seks kita dan jelaskan bahwa IMS ini sangat mudah menular, agar sama-sama dapat memulai perilaku seks aman.
JIka terpaksa berhubungan seks, selalu gunakan kondom untuk seks anal atau oral penis dan lembaran karet tipis setiap oral anus. Pasangan seks yang berhubungan seks tanpa kondom dan lebaran karet tipis beresiko tinggi tertular sifilis. Pasangan seks kita juga harus diperiksa dan dirawat seperti penderita sefilis. Setelah selesai menjalani pengobatan sefilis, lakukan pemeriksaan darah untuk memastikan bahwa infeksi sefilis telah benar-benar hilang.
Penyebaran ke organ tubuh lainnya.
Jika tidak diobati dengan benar dan tuntas, setelah 3-35 tahun dapat merusak otak, saraf tulang belakang dan jantung sehingga menyebabkan kematian. selain itu, pengobatan yang tidak benar dan tuntas juga akan meningkatkan resiko tertularnya HIV.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar